Tuesday, September 1, 2020

Rumus Break Even Point (BEP) yang harus anda ketahui beserta Pengertian dan Fungsi

 

Rumus Break Event Point – Bagi seorang pebisnis atau pengusaha sebutan untuk Break Event Point (BEP) merupakan suatu yang tidak asing lagi. Pada umumnya seorang pengusaha yang ingin menghitung dalam beberapa tahun perusahaannya mampu menghasilkan keuntungan, mereka sering menggunakan perhitungan BEP. Dalam ilmu Akuntansi, BEP biasa diartikan sebagai titik dimana pendapatan dari usaha itu sama dengan modal yang telah dikeluarkan.

Pengertian Break Event Point

Break Event Point adalah suatu kondisi dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tersebut belum mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian (penghasilan yang didapat menggunakan total biaya).

Sebenarnya saat seorang pebisnis menggunakan perhitungan BEP bukan hanya digunakan untuk mengetahui keadaan dimana perusahaan mencapai titik BEP atau tidak, tapi analisa dari BEP ini bisa memberikan informasi kepada pinjaman perusahaan mengenai berbagai dari tingkat volume dari penjualan. Selain itu, untuk mengetahui hubungan dengan kemungkinan mendapat keuntungan menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

Fungsi Menganalisa BEP

Mengenai fungsi analisa BEP itu cukup bermanfaat karena dari segi kemudahan yang cukup mudah untuk di lakukan. Beberapa fungsi yang umumnya bisa anda dapatkan diantaranya adalah:

1.Bisa mudah aware dengan dana yang digunakan

Dengan mengaplikasikan perhitungan BEP pada usaha, anda bisa dengan mudah mengukur fixed cost, variable cost serta biaya-biaya yang lainnya apakah sudah sesuai dengan yang kita harapkan atau belum. Tentunya anda tidak mau terlalu lama dalam mencapai BEP, sehingga dengan menerapkan perhitungan BEP, anda dapat menentukan dana tersebut terlalu besar untuk anda terapkan atau tidak.

2. Bisa digunakan untuk proyeksi

Fungsi penerapan BEP yang selanjutnya yaitu dapat mengetahui volume satuan  yang diperlukan untuk mencapai BEP. Dengan ini anda dapat menentukan target penjualan harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan. Selain itu, BEP juga berfungsi untuk menentukan berapa besar nominal rupiah penjualan yang harus kita capai, sehingga kita dapat mendapatkan balik modal dan memproyeksi kapan kita mendapatkan keuntungan. 

Penggolongan Biaya - biaya dalam Analisa BEP

Dalam perhitungan Break Even Point (BEP) diperlukan unsur yang sangat penting yaitu unsur biaya. Biaya secara umum adalah pengeluaran yang harus di alokasikan, tetapi dapat diperkirakan.

Adapun pengertian biaya menurut Prawirosentono (2001:114) secara umum dalam suatu perusahaan adalah pengorbanan sumber daya produksi ekonomi yang dinilai dalam satuan uang, yang tidak dapat dihindarkan terjadinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Prawirosentono (2001:113) biaya-biaya dapat dikelompokkan menurut sifatnya (by nature) yaitu:

1. Biaya tetap (Fixed Cost/FC)

Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan tidak dipengaruhi perubahan volume produksi pada periode dan tingkat tertentu. Tapi pada biaya tetap ini, biaya satuan akan berubah berbanding berkebalikan dengan perubahan volume produksi.

Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah juga biaya satuannya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah volume produksi, maka semakin tinggi biaya per satuannya. Jenis biaya yang tergolong dalam biaya tetap antara lain adalah: penyusutan mesin, penyusutan bangunan, sewa, asuransi aset perusahaan, gaji bulanan para karyawan tetap.

2. Biaya Variabel

Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding (proporsional) sesuai dengan perubahan volume produksi. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total biaya variable yang dikeluarkan. Sebaliknya semakin kecil volume produksi semakin kecil pula jumlah total biaya variabelnya.

Jenis biaya variable antara lain adalah: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langusng, biaya tenaga listrik mesin, dan sebagainya.

3. Biaya Semi Variabel
Biaya semi-variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai perubahan volume produksi, tapi perubahannya tidak proporsional. Dalam analisis titk-impas, biaya dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Menurut Carter (2009:69) biaya semivariabel diartikan sebagai biaya yang memperlihatkan karakteristik-karakteristik dari biaya tetap ataupun biaya variabel. Biaya semacam itu tergolong sperti biaya listrik, air, gas, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, dan pajak penghasilan.

A. Rumus BEP menggunakan Pendekatan Matematis

Pendekatan matematis yaitu suatu cara yang digunakan untuk menghitung BEP berdasarkan satuan. Atau dapat diartikann sebagai cara untuk menghitung BEP yang harus diketahui lebih dahulu jumlah dari total biaya tetap, biaya variable per satuan atau total variable dan hasil penjualan total atau juga harga jual per satuan. Untuk rumusnya yaitu,

BEP unit = (Biaya tetap) / (harga per unit – biaya variable per unit)
Atau BEP = (FC) / (P – VC)   

Atau lebih jelasnya bisa dilihat dari gambar rumus BEP berikut ini :

Keterangan:

BEP (Rp )   : Titik Pulang Pokok (dalam rupiah)
BEP (Q)      : Titik Pulang Pokok (dalam unit)
Q                : jumlah unit yang dijual
F                 : biaya tetap
V                 : biaya variable per unit
P                 : harga jual netto per unit
TR               : pendapatan total
TC               : Biaya total

Rumus matematis kedua yaitu dengan cara menghitung BEP menggunakan nominal rupiah. Caranya yaitu dengan menghitung titik pulang pokok, yang dinyatakan ke dalam jumlah penjualan tertentu. Dalam hal inilah anda akan memperkirakan pada jumlah nominal pada penjualan berapa bisnis yang akan mengalami balik modal atau Break event point. Dengan rumus sebagai berikut:

BEP rupiah = (biaya tetap) / (kontribusi margin per unit / harga per unit)

2. Perhitungan BEP dengan Pendekatan Grafik

Rumus BEP kedua yaitu dengan menggunakan pendekatan grafik. Pendekatan grafik menggambarkan hubungan antara volume penjualan dengan biaya yang sudah dikeluarkan oleh suatau perusahaan dan keuntungan. Selain itu, dapat digunakan untuk mengetahui tentang biaya tetap, tingkat kerugian perusahaan dan biaya variable. Asumsi yang digunakan di dalam rumus yang kedua ini adalah bahwa harga jual, biaya variable per satuan adalah konstan.

Untuk lebih jelasnya silahkan simak gambar berikut ini :
Gambar di atas memperlihatkan model dasar dari analisis pulang pokok, dimana garis sebuah pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik pulang pokok (BEP). Sebelah kiri menunjukkan bagian kerugian, sedangkan sebelah kanan menunjukkan bagian keuntungan. Model ini memiliki asumsi bahawa biaya per satuan ataupun harga jual per satuan dianggap tetap/konstan, dan tidak tergantung dari jumlah satuan yang terjual.

Fungsi BEP lumayan memudahkan anda dalam mengontrol tingkat produksi agar tidak lebih sedikit dari BEP. Selain itu, analisis BEP bisa dijadikan sebagai alat perencanaan penjualan dan sekaligus sebagai alat perencanaan sebuah tingkat produksi agar sebuah perusahaan secara minimal tidak mengalami sebuah kerugian. Dan untuk dapat memperoleh keuntungan suatu perusahaan harus dapat memproduksi di atas dari BEP. Nah, itulah ulasan mengenai Rumus Break Event Point yang bisa anda pelajari yang berkaitan dengan BEP. Semoga bermanfaat dan dapat anda terapkan untuk usaha anda.